Efek Rumah Kaca akhirnya merilis kembali album Rimpang dalam format compact disk atau piringan padat. Sebelum merilis Rimpang (2023) band yang juga dikenal sebagai ERK ini sempat rilis mini album Jalan Enam Tiga (2020).
Sedari 2016, materi terus dikumpulkan, kemudian dipilah dan akhirnya rampung sebagai album penuh perdana tanpa keterlibatan Adrian Yunan.
Saat ini ERK digawangi oleh Choili Mahmud pada vokali dan gitar, Akbar Bagus pada drum, Poppie Airil pada bass, dan Reza Ryan pada gitar.
“Kehadiran Poppie Airil dan Reza Ryan membuat album ini menjadi semakin berbeda<” ungkap Cholil sang vokalis sebagaimana dilansir dari siaran pers Rabu, 5 April 2023.
Lebih lanjut, Rimpang menurut Cholil adalah salah satu track yang ada di album tersebut. Kata itu dianggap sebagai wakil atas apa yang ingin disampaikan oleh ERK.
Dan itu pun menjadi benang merah atas beragam kritik dan juga otokritik, kesah dan gelisah. Rimpang adalah gambaran tentang harapan kecil ataupun besar yang muncul secara acak hingga menjalar secara diam-diam.
“Heroik”, yang telah diluncurkan pada September 2022, merupakan single pertama dari album Rimpang, sekaligus perkenalan atau kisi-kisi arah musikal ERK berikutnya.
Selanjutnya, “Fun Kaya Fun”, fokus trek dalam album ini yang dibawakan bersama Suraa, pseudonim dari Cempaka Surakusumah yang kerap membantu ERK tampil di berbagai panggung. Tidak hanya Suraa, ERK juga sukses berkolaborasi dengan Morgue Vanguard, dilagu “Bersemi Sekebun”.
Profil Singkat Efek Rumah Kaca
ERK awalnya dibentuk oleh Cholil Mahmud bersama Adrian Yunan Faisal, Hendra dan Sita pada tahun 2001.
Kemudian Akbar Bagus Sudibyo gabung usai diperkenalkan oleh seorang teman. Namun sayangnya dua tahun setelahnya, Hendra serta Sita harus keluar dari band lantaran kesibukan mereka.
Pada awal terbentuk, mereka menggunakan nama Hush lalu Seperego dan akhirnya pada tahun 2007 mereka mematenkan diri dengan nama Efek Rumah Kaca.
Perkenalan nama Efek Rumah Kaca mereka tandai dengan merilis album debut “Efek Rumah Kaca” (2007). Sebelum memutuskan memilih jalur indie, ERK pun sama seperti band pada umumnya dimasa itu.
Mereka membawa demo musiknya dari satu lebel ke lebel lain. Namun sayangnya demo mereka selalu mendapatkan penolakan yang akhirnya mereka putuskan untuk memproduksi sendiri.
ERK sendiri merupakan band yang memainkan genre alternative rock semacam The Smiths, Radio Head R.E.M hingga Jeff Buckley.
Band asal Jakarta ini juga kental dengan lirik yang kritis dengan mengangkat isu sosial, kehidupan dan juga politik.
Sejak kemunculannya, ERK juga memiliki banyak prestasi seperti Indonesia Cutting Edge Music Award The Best Album 2010 untuk album Kamar Gelap, Rolling Stone Indonesia “Rookie of the year” (2008), dan MTV Indonesia Award 2008 “The Best Cutting Edge” (2008).
16 tahun berlalu, ERK telah merampungkan 4 album penuh yakni Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2008). Sinestesia (2015) dan 1 mini album Jalan Enam Tiga (2020).
[Redaksi/IMC/DHI] ikuti kami di Google News
ikuti kami di Google News