Ananta pro akhirnya merilis album kompilasi perdana mereka “Ananta Pro #1” Senin (27/01/2020) di Warung Pizza & Pasta Renon. Album kompilasi ini terdiri dari sembilan penyanyi yang masing-masing membawakan lagu dengan format solo dan duet.
Mereka adalah I Made Budiarta Wiryawan (Made Doremi) yang membawakan dua single yakni “Pelih Pejalan” ciptaan: Remonatha dan “Jiwa Tersiksa Hati Merana” cipt/ liric : De Yasa & Somantara. I Wayan Kurniarta “Karmapala” Ciptaan : Yan Artha & Tu Ananta, “Depang Beli Pedidi” ciptaan : Tu Ananta, Agus Gede Wedantara “Playboy” ciptaan : Agus Weda, “Rindu Setengah Mati” ciptaan : Agus Weda.
Ni Made Ayu Wahyuning “Beli Sayang” ciptaan : Ayu Wahyuning, “Jujur” feat Tu Ananta, ciptaan : Ayu Wahyuning. I Ketut Sudiana (Jack Lempung) “Metilesan Raga” ciptaan : Tu Ananta, dan “Kuang Sayang” ciptaan : Dewa Mayur. I Putu Antara Putra, S.Kom (Tu Ananta) “Pengidih Beli”, ciptaan: Tu Ananta dan “Jujur” feat Tu Ananta, ciptaan : Ayu Wahyuning.
I Nyoman Beckham Juniarta (Man Jun) “Pura Dalam Cedok Waru” ciptaan : Tu Ananta & Man Jun. Putu indra setiawan “Tembang Rindu” ciptaan : Ayu Wahyuning dan “Rasa Rindu” ciptaan : Indra Setiawan. Gd Yudi Satria Ariawan (Dit Satria) “Sing Ternilai” ciptaan : Dit Satria dan “Seken Satya” ciptaan : Tu Ananta.
Seluruh lagu yang terdapat di album kompilasi itu pun sudah dilengkapi dengan musik video sehingga semakin kuat dan pesan yang disampaikan pun mudah dicerna oleh penikmat musik Bali. Tu Ananta selaku pemilik dari Ananta Production yang menaungi album kompilasi itu mengatakan dalam sesi jumpa pers bahwa album itu tidak diproduksi dalam bentuk fisik.
Mereka memberikan kebebasan kepada masing-masing penyanyi untuk mempublish karya masing-masing. “Kami telah sepakat untuk itu. Karena kami memang tidak terikat dan kami bernyanyi untuk menyalurkan hobby saja,”katanya.
Album kompilasi itu, lanjut Tu Ananta, merupakan cita-citanya sejak dulu yang akhirnya terwujud awal tahun 2020. Bermula ketika Ananta Pro masih menjalankan rental studio (2004-2008) hingga berkembang menjadi studio recording, ia pun mencari dan memfokuskan pada lagu berbahasa Bali. “Dan dari tahun 2010 saya ingin membuat album kompilasi berbahasa Bali,”ujarnya.
Dan ke depan mereka pun tetap terus berkarya dan menjadikan karya mereka sebagai salah satu bentuk pelestarian dalam hal ini melestarikan bahasa Bali. “Kami akan tetap berkarya dan ini cara kami untuk melestarikan tradisi dan budaya Bali,”tutupnya. (Red/Pra/IMC)
ikuti kami di Google News