INIMUSIK.COM – Nama Ray Peni tentu sudah akrab di telinga pecinta musik pop Bali. Penyanyi asal Gianyar ini dikenal tak hanya sebagai pelantun lagu, tetapi juga pencipta karya yang mampu menangkap denyut nadi masyarakat. Belakangan, Ray Peni semakin produktif menghadirkan lagu-lagu berbahasa Bali yang relevan dengan tren dan isu terkini, menjadikannya salah satu figur penting dalam industri musik lokal.
Salah satu karya terbarunya yang mencuri perhatian adalah Tresna Lato Lato. Lagu ini lahir di tengah euforia permainan lato-lato yang sempat viral di berbagai kalangan. Dengan lirik yang catchy dan irama yang easy listening, Tresna Lato Lato langsung melejit dan kerap terdengar di mana-mana. Tak berhenti di situ, Ray Peni juga merilis Tresna Terhalang Ormas, sebuah lagu yang terinspirasi dari bentrokan dua organisasi masyarakat besar di Bali. Kerenyahan karyanya ini membuktikan bahwa ia tak sekadar menyanyi, tapi juga peka terhadap dinamika sosial.
Kiprah Ray Peni di dunia musik Bali memang tak bisa dipandang sebelah mata. Sejak memulai karier, ia telah melahirkan sederet lagu hits seperti Gelas di Lemari, Takut Jak Bojog, dan Play Boy Kapok. Tak hanya berperan sebagai penyanyi, Ray Peni juga menunjukkan bakatnya sebagai pencipta lagu. Salah satu buah tangannya yang populer adalah Megaleng Rindu, yang sukses dibawakan oleh penyanyi Bagus Wirata dan menjadi favorit banyak orang.
Latar Belakang dan Perjalanan Karier
Ray Peni, yang memiliki nama asli I Made Rai Bawa, lahir di Sukawati, Gianyar, pada 10 April 1980. Ia mengawali langkahnya di dunia musik sejak 2002 dengan merilis album debut bertajuk Mata Keranjang. Album ini langsung mencuri hati penikmat musik pop Bali berkat gaya khasnya. Penampilannya yang enerjik di atas panggung, terutama dengan gerakan ala Michael Jackson, bahkan membuatnya dijuluki “Michael Jackson-nya Bali” pada masa itu.
Setelah debutnya, Ray Peni terus berkarya. Ia merilis beberapa album seperti Macan Bancih (2005), Pragina Inguh (2008), Karya Agung (2013), hingga Menghayal (2016). Selain berkarya solo, ia juga sering berkolaborasi dengan penyanyi lain, termasuk Ayu Saraswati, serta menciptakan lagu untuk berbagai keperluan, seperti kampanye politik. Salah satu lagu kampanye yang terkenal adalah Anak Rantau Jadi Gubernur, yang mengisahkan perjalanan Wayan Koster, mantan Gubernur Bali.
Kehidupan Pribadi dan Aktivitas Lain
Ray Peni bukan hanya musisi, tetapi juga kader militan PDI Perjuangan. Ia kerap terlibat dalam kampanye politik, termasuk untuk Wayan Koster dan Cok Ace, dengan lagu-lagu yang tak hanya menghibur tapi juga membawa pesan kuat. Dalam kehidupan pribadi, Ray Peni memeluk agama Hindu, sesuai dengan mayoritas masyarakat Bali.
Bagi yang ingin mengenal lebih dekat, Ray Peni cukup aktif di media sosial. Akun Instagram-nya, @raypeniofficial, dan TikTok @raypeni121, menjadi jendela untuk melihat keseharian serta karya terbarunya. Lewat platform ini, ia kerap berbagi momen di panggung maupun proses kreatifnya.
Pesona Ray Peni di Mata Penggemar
Keunikan Ray Peni tak hanya terletak pada suaranya, tetapi juga kemampuannya menangkap momen. Dari lagu bertema mainan anak seperti Tresna Lato Lato hingga respons atas isu sosial di Tresna Terhalang Ormas, ia terus membuktikan bahwa musik pop Bali bisa kekinian sekaligus bermakna. Dengan perjalanan karier lebih dari dua dekade, Ray Peni tetap menjadi ikon yang relevan dan dicintai di Pulau Dewata.
Bagi penikmat musik Bali, Ray Peni adalah bukti bahwa kreativitas dan kepekaan bisa berpadu apik dalam sebuah melodi. Kiprahnya yang panjang dan konsisten menjadikannya salah satu penyanyi pop Bali yang patut diperhitungkan, baik di panggung lokal maupun di hati penggemar.
***ikuti kami di Google News