promo pembuatan website bulan ini di balihoster

Moment spesial di bulan februari 2020 tidak saja valentine tapi tanggal “cantik” pun dijadikan sebagai moment terbaik untuk meluncurkan sebuah karya. Ituah yang dilakukan oleh JR17 yang baru saja merilis single teranyarnya “Nganten Pada Gelahang”,  Jumat (20/02/2020) melalui platform digital.

Baca Juga:  Tiari Bintang Berpesan De Ngantosang Belingan, Menuju Album Perdana

“Tema ini saya rasa cukup jarang yang mengangkatnya menjadi sebuah lagu, jadi saya rasa ini moment terbaik mengenalkan salah satu budaya warisan yang juga sudah ada sejak leluhur kita dulu,”kata Yuda sang vocalis. Sabtu (21/02/2020).

Jika mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Udayana, Prof Wayan P. Windia, tercatat perkawinan Pada Gelahang di Bali sudah dilakukan sejak tahun 1945 silam. “Sistem perkawinan ini sudah dikenal oleh masyarakat Bali, dan tercatat pada tahun 1945 perkawinan pade gelahang sudah dilakukan,” tulis Prof Wayan P. Windia.

Baca Juga:  Kunci Gitar Itu Aku dari Shela On7 Lengkap

Lagu “Nganten Pada Gelahan” lanjut Yuda, diangkat berdasarkan kisah nyata yang ada di kampungnya yakni Blahbatuh Gianyar. “Jadi pasangan yang menjalankan system nganten pada gelahang ini sementara akan menjalankan dua adat dan nanti ketika sudah punya anak, anaknya nanti yang akan “dibagi, setelah itu baru pasangan tersebut boleh memilih salah satu banjar adat,”jelasnya.

Ditanya terkait pesan lagu apakah itu merupakan sebuah kritik atas tradisi, pria yang juga seorang karyawan swasta ini mengatakan jika lagu itu lebih kepada sosialisasi ke masyarakat dan, solusi bagi mereka yang mencari sentana. “Ini berat! Putus hubungan bukan sebuah jawaban karena jika sudah berjodoh siapapun tidak bisa mnghalanginya maka ini salah satu solusi terbaik,”terangnya.





Baca Juga:  Hari Pahlawan, Ditandai dengan Peluncuran Album APBD 2019

Perkawinan Pada Gelahang oleh pasangan calon pengantin beserta keluarganya, pada umunya disebabkan karena pasangan calon pengantin terlahir sebagai anak tunggal dirumahnya masing-masing, sehingga tidak mungkin melihat bentuk perkawinan biasa.

“Di single kali ini, konsep awalnya memang galau bisa kita resapi dari lirik lagunya, tapi endingnya sanggup memecahkan kegalauan tersebut menjadi ending yang bahagia,”pungkasnya.

Baca Juga:  Fandy Kerispatih Kolaborasi dengan Dek Ulik? Ini Kisahnya

JR17 yang di gawangi oleh Yuda (vocal dan pencipta lagu), Wid (lead gitar), dan Agus (rhytem) mengungkapkan bahwa lagu ini sebenarnya sudah rampung di  awal tahun 2020 tapi menunggu moment yang pas untuk dirilis.

“Rencana awal single ini ingin dipublish pada perayaan valentine tetapi kita undur lagi karena banyak sekali artis yang meluncurkan single bersamaan perayaan valentine, jadinya ya… Ditahan dulu dan dipublish pas hari raya manis galungan yang kebetulan juga ini “tanggal cantik” 20-02-2020 di jam 20.00 karena angkanya juga cantik selain moment hari raya,”katanya sembari tertawa.

Baca Juga:  Lirik Lagu Ya Sudahlah dari Tjok Bagus

Band yang melucurkan mini album “Suksma Rupaka” 2019 ini berharap single itu bisa mewakili perasaan wanita yang mencari sentana dan cowok yang tidak bersedia nyentana tapi sangat cinta pada ceweknya. “Mungkin pesan dilagu ini bisa menjadikan solusinya atau alangkah baiknya sebelum memutuskan menjalin kasih harus menanyakan terlebih dahulu apakah nyari sentana atau tidak,”imbuhnya.



Terkait proses kreatif pembuatan lagu ini, Yuda mengatakan tidak ada kesulitan semua berjalan lancar dan sesuai dengan harapan seluruh personel dan untuk lokasi syuting video clipnya dibebera[a tempat seputar Gianyar. “Astungkara berjalan lancar dan semoga bisa dinikmati, kami juga minta suport untuk penikmat musik,”tutupnya.



Baca Juga:  Kisah Lain Tri Puspa di Lagu Subhakti

Sekilah tentang JR17, JR-17 yang dibentuk tahun 2017 ini termasuk band yang berawal dari iseng lalu menjadi serius, hingga komitmen berkarya, dan selanjutnya membiarkan waktu yang menentukan.

Bermula saat Yuda dan kawan-kawan sering main musik bersama, nge- jamz bareng-bareng. Merasa ada kecocokan, Yuda, Agus, dan Wid akhirnya mencetuskan nama JR sebagai singkatan dari jamming rame-rame. Dalam prosesnya, mereka mencoba menggarap sejumlah karya sendiri dan berusaha menikmati proses apa adanya. (Red/Pra/IMC)

ikuti kami di Google News
Shares: